Friday, 22 May 2020

Legend of Awakening Ep 13

LEGEND OF AWAKENING

Network: iQiyi
Aired: 23 April 2020
Berdasarkan novel ‘Heaven Awakening Path’ ditulis oleh Hu Die Lian
(info dari mydramalist.com)

Pemain Utama:
Arthur Chen – Lu Ping
Ancy Deng – Su Tang
Cheng Xiao – Qin Sang
Dylan Xiong – Yan Xi Fan
Jerry Yu – Mo Lin
Shang Xuan – Ling Zi Yang

Hari final kompetisi tenaga dalam pun tiba. Kelompok Barat melawan Kelompok Timur. Mo Lin menarik Su Tang maju melawan dua anggota tim Qin. Keempatnya gugur, karena keempatnya sama-sama keluar dari arena. Setelah itu Qin Sang langsung turun melawan Lu Ping. Qin Sang menggunakan pedang Kuinyin dan Lu Ping tangan kosong. Kekuatan tenaga dalam Lu Ping mulai melemah, dia terduduk. Saat Qin Sang mengeluarkan jurus rahasia keluarga Qin, Tarian Bersinar, dayang Zi Yang menyelamatkan Lu Ping. Dayang Zi Yang dipersalahkan mempelajari jurus rahasia. Hukuman bagi pembantu/dayang yang mempelajari jurus rahasia secara diam-diam adalah dihukum mati.

Saat Asisten Jendral Wen Rui hendak menahan Zi Yang, Qi Sang menahan. Asisten Jendral Wen Rui menjelaskan kalau di medan perang, musuh menangkap pembantu yang mengetahui jurus rahasia keluarga Jendral, maka seluruh pasukan Jendral berada dalam bahaya. Musuh bisa mengetahui letak kelemahan jurus rahasia itu. Dayang Zi Yang berlutut dan bersedia dihukum mati. Lu Ping mengeluarkan lencana keluarga Qin yang diberikan oleh kaisar. Qin Sang pun mengeluarkan lencana keluarganya dan karena Lu Ping pernah menyelamatkan jiwa Qin Sang, maka siapa pun yang menang di kompetisi ini berhak menentukan nyawa Zi Yang. Juri dan Lu Ping menyetujuinya.

Pertarungan dilanjutkan. Saat Lu Ping terdesak di antara gendang dan pedang, Lu Ping berbisik kalau dia tahu Qin Sang tidak pernah ingin membunuh Zi Yang. Qin Sang berbisik minta agar Lu Ping bekerja sama menyelamatkan nyawa Zi Yang. Xi Fan dan Zi Yang bisa melihat kalau Qin Sang mencari kesempatan untuk berpura-pura kalah. Qin Sang memutar pedangnya sehingga Lu Ping bisa merebut pedang Kuinyin dan memenangkan pertarungan. Qin Sang mengusir Zi Yang dari keluarga Qin dan mendoakan keselamatan Zi Yang. Mereka mengelu-elukan kemenangan Lu Ping.

Lu Ping membawa Zi Yang ke gedung Sutra. Lu Ping mengingatkan kalau Zi Yang sekarang bukan dayang lagi, tetapi manusia bebas yang bisa melakukan apa yang dia inginkan. Zi Yang ingin mengikuti Lu Ping dan melayaninya. Lu Ping menolak dan minta agar Zi Yang tinggal di gedung Sutra bersama Guru Chu Min sementara waktu, sambil memikirkan apa yang ingin dia lakukan setelahnya.

Qin Sang menghukum dirinya dengan menulis ulang peraturan keluarga Qin. Jendral Qin menawarkan dayang pengganti, tetapi ditolak Qin Sang. Asisten Jendral Wen Rui membawa khabar kalau dia menemukan Zi Yang. Jendral Qin Qi minta Ast. Jend. terus mengikuti Zi Yang, sementara karena Lu Ping menjadi pemenang, saat ini mereka tidak bisa melakukan apa-apa.

Lu Ping menyelinap masuk ke kamar Qin Sang. Qin Sang memberikan kantung uang untuk diberikan ke Zi Yang sebagai bekal. 

Lu Ping melihat bahwa Qin Sang sedang menulis hukumannya. Lu Ping mengatakan dia akan menggantikan Qin Sang menulis, Qin Sang protes dengan mengatakan tulisan Lu Ping berbeda sekali dengannya, kalau kakaknya lihat, pasti langsung akan ketahuan. Qin Sang pun mengajari Lu Ping menulis.

Tim Zhiafeng menghadap Kaisar. Kaisar Zhao bertanya apa yang mereka inginkan. Xi Fan berkata dia tidak menginginkan jabatan atau hadiah. Su Tang berkata dia hanya ingin mengikuti kakaknya. Mo Lin berkata dia juga akan mengikuti Su Tang ke mana pun Su Tang pergi. Akhirnya tinggal Lu Ping. Lu Ping berkata dia tidak meminta jabatan, bolehkan dia minta hadiah uang saja? Perdana Menteri Xia tersenyum, sementara Jendral Qin Qi terpana. Mo Lin bertanya kepada Xi Fan, apa Lu Ping tertular sifat mata uang Guru Gao, ya?

Di depan Guru Gao, terlihat satu peti penuh mata uang perak. Guru Gao sangat menghargai hadiah itu. Lu Ping memberikan semuanya sebagai tanda mata perpisahan dan pembayaran hutang Lu Ping dan Su Tang kepada Guru Gao selama tiga tahun ini. Dia akan pergi dari perguruan Zhaifeng dan mengikuti penasihat Wen Ge Cheng dalam usahanya melepaskan rantai segel tenaga dalam. Su Tang memberi tahu kalau penasihat Wen Ge Cheng datang. Gen We Cheng mengingatkan kalau insiden restoran Xing Hua menyisakan pertanyaan tentang siapa mata-mata Gerombolan Shanhai. Wen Ge Cheng minta agar Lu Ping menyelesaikan masalah itu dulu sebelum pergi bersamanya.

Xi Fan mendengarkan semua ini. Xi Fan tidak percaya kalau Guru Gao adalah mata-mata Gerombolan Shanhai. Mo Lin mengkonfirmasi kalau Guru Gao pastinya pernah datang ke restoran Xing Hua, karena Guru Gao minum anggur yang sama yang hanya ada di restoran itu, meski Guru Gao menyangkal kalau pernah datang ke sana. Info tersebut menguatkan kecurigaan Lu Ping dan Su Tang, bahwa memang Guru Gao adalah mata-mata Shanhai.
 
Lu Ping mengintip Guru Gao yang mengobati luka, dan Jarum Penusuk Tulang yang masih tertanam di pundak Guru Gao. Lu Ping mengajak Guru Gao minum bersama.

Qing Sang mengunjungi Wei Tian Qi yang masih tak sadarkan diri. Qin Sang memasukkan Xi Fan ke kamar Wei Tian Qi. Mereka berdua melihat bekas luka di telapak tangan Wei Tian Qi yang berbentuk lencana Gerombolan Shanhai.

Guru Gao dan Lu Ping minum bersama. Lu Ping bercerita tentang legenda si Pemburu dan sang Rubah. ‘Saat bulan bersinar terang, rumah seorang pemburu terbakar. Rubah pun menggunakan kesempatan ini untuk membebaskan diri. Dalam keadaan terluka, Rubah berlari dan berlari, sampai dia diselamatkan seorang petani. Rubah tidak pernah percaya pada manusia. Kali ini, petani itu menawarkan tempat berlindung untuk mengobati lukanya. Rubah sangat berterima kasih. Tapi, saat Rubah yang telah sembuh akan pamit, dia melihat kalau si petani sedang mengasah pisaunya. Si petani ada bersama sang pemburu. Mereka menunggu sampai si Rubah sembuh sebelum membunuhnya, karena bulu Rubah yang terluka tidak ada harganya’.

Lu Ping bertanya, apakah salah sang Rubah untuk mempercayai manusia yang mengkhianatinya?


To be continued



Komentar aku:
Yay! Episode yang menarik. Saat ada pesan bahwa jiwa setiap orang itu berharga, tidak peduli kasta atau jabatan. Juga, pertanyaan terakhir Lu Ping, apakah kita yang salah kalau kita memberikan kepercayaan kita pada orang yang ternyata satu saat akan mengkhianati kita?

Di satu sisi, apakah kemudian kita akan berhenti mempercayai orang? Karena kita tidak pernah tahu, apa yang akan terjadi di kemudian hari dan kapan hati orang akan berubah.



No comments:

Post a Comment