DETECTIVE
CHINATOWN (2020)
Episode 02
Network: iQIYI
Pemain:
Roy Qiu – Lin Mo
Janine Chang – Ivy
Chen Zhe Yuan – Noda Koji
Zhang Yi Shang - Sasha
Zhang Yi Shang - Sasha
Seorang anak laki tiba-tiba dibangunkan ibunya, diminta
untuk tidak bersuara apa pun yang terjadi dan disembunyikan di dalam lemari.
Seorang pria datang menusuk ibunya dan Lin Mo terbangun.
Lin Mo dan Det. Sasha pergi ke komplek apartemen Dinan.
Lin Mo melihat bahwa Dinan menempelkan banyak karcis lotere dan poster. Dinan
mengeluhkan polisi yang tidak mempedulikan laporannya pada Det. Sasha dan
menawarkan bir, Lin Mo menerima. Dinan memperlihatkan tapak tangan di plafon
apartemen dan minta Det. Sasha tidak perlu repot-repot mencari tahu sidik jari
dari tapak itu, karena itu cap tangan Dinan.
Di hari itu, Dinan minum terlalu banyak dan tertidur.
Saat tidur, Dinan bermimpi kalau dirinya melayang naik dan saat panic, Dinan menyentuhkan
tangannya ke plafon, lalu terjatuh kembali ke tempat tidurnya. Saat bangun,
Dinan hendak meraih botol minum di meja samping. Dinan melihat kalau di tapak
tangannya ada bekas debu. Mengingat mimpi sebelumnya, Dinan melihat ke plafon
dan berteriak, tapak tangannya benar ada di sana.
Dinan memberi tahu Det. Sasha kalau dia mendengar orang
membaca sutra, dan suara itu yang membuat dia terbang. Lin Mo menanyakan kalau
Dinan menyimpan patung Buddha. Dinan tidak punya, karena dia tidak percaya. Det.
Sasha menanyakan kalau dia tahu Ah Wen dan Ah Shiu. Dinan berkata kalau mereka
adalah teman baiknya di SMA dan mencoba menelpon mereka. Mo Lin melihat ke
dapur, mencoba mereka apa yang sebenarnya terjadi, karena dia heran ada bekas
abu dupa di tapak tangan yang tercetak di plafon. Abu dupa yang biasa dipakai
di kuil.
Dinan memberi tahu kalau Zhaya masuk rumah sakit.
Mereka bertiga pergi ke rumah sakit. Ah Wen sudah ada di RS dan minta agar Lin
Mo dan Det. Sasha memperlakukan Zhaya dengan baik dan tidak memaksa, mengingat
kondisi Zhaya. Juga, agar tidak memberi tahukan kalau Ah Shui sudah meninggal. Saat
melihat Zhaya Lin Mo dan Det. Sasha mengerti kenapa Ah Wend an Dinan sangat melindungi
Zhaya. Zhaya lahir dengan kelainan mata yang membuatnya direndahkan orang.
Zhaya bercerita kalau dia mendengar sebuah bola bergulir
di plafonnya, lalu bola itu jatuh ke dalam rumahnya. Bola yang merupakan bagian
dari tasbih yang dilingkarkan di patung Buddha. Saat Zhaya sedang mencuci
mukanya, tiba-tiba sebuah bola jatuh ke wastafel tempat ia mencuci muka. Dan
saat dilihat, ratusan bola tasbih menerjang keluar dari wastafel tersebut. Saat
Zhaya terjatuh, beberapa tangan muncul mencekik lehernya. Saat pemilik rumah
memeriksa saluran air, tidak ditemukan satu pun bola di saluran air rumah kost
itu.
Mereka bertiga, Ah Wen, Dinan dan Zhaya semua
menyatakan hal yang sama, pertemuan terakhir dengan Ah Shui adalah saat pesta
reuni sekolah. Dan tidak ada hal istimewa yang terjadi. Det. Sasha menanyakan
kalau mereka semua punya hubungan khusus yang meyertakan Bhrama di dalamnya?
Mereka menolak menjawab dan Zhaya minta agar semua keluar dari kamar RS karena jam
besuk sudah berakhir dan dia lelah. Zhaya tidak punya keluarga dan sudah
bercerai dari suaminya yang sering memukuli dirinya. Lin Mo menanyakan kepada
suster yang bertugas penyakit yang diderita Zhaya. Menurut suster, Zhaya hanya
kecapaian dan butuh istirahat. Dinan dan Ah Wen menolak memberi pernyataan,
meski didesak oleh Det. Sasha dan dibujuk bahwa polisi tidak bisa membantu
mereka kalau tidak diberi tahu apa sebenarnya yang terjadi.
Lin Mo kembali ke tempat persembunyian dan meneliti
papan reka kejahatan. Mencoba mencari tahu apa yang menghubungkan misteri yang
dialami keempat gadis itu. Lin Mo menerima telpon dan bersama Det. Sasha
mendatangi tempat kejadian kecelakaan yang dialami Ah Wen dan Dinan. Saat
pulang dari minum-minum, Dinan mengemudikan mobil Ah Wen dan rem mobil tidak
bekerja. Mobil berjalan semakin kencang, Ah Wen sempat berguling dari kursi
mobil, tetapi mobil terjun ke sungai membawa Dinan di dalamnya. Beruntung
berhasil diselamatkan polisi.
Esok paginya, Dinan dan Ah Wei diwawancarai di kantor
polisi. Dinan bercerita kalau saat dia mencoba berenang ke atas, dia melihat Brahma
muncul di depannya sambil mengumandangkan sutra. Det. Sasha kembali mendesak
kenapa Brahma membalas dendam pada mereka.
Kilas balik ke masa mereka hendak menghadapi ujian
akhir SMA. Mereka berjanji untuk bersama masuk ke Universitas Bangkok saat
lulus nanti. Mereka pun berdoa kepada Buddha agar cita-cita mereka tercapai.
Tapi, saat ujian masuk universitas dilaksanakan, mereka semua terkena demam
thypoid. Tidak, seorang pun dari mereka berhasil masuk ke universitas Bangkok.
Mereka menyalahkan Brahma atas nasib yang mereka alami. Mereka percaya yang
mereka alami sekarang adalah balas dendam Brahma pada mereka.
Saat Dinan meminta polisi melindungi mereka, kepala
polisi tidak menyanggupinya. Polisi tidak akan bisa menenangkan Brahma. Untuk
itu mereka diminta melakukan ritual pembersihan dan biayanya akan ditanggung
oleh polisi. Sementara, Det. Sasha dan Lin Mo diultimatum oleh kepala polisi
untuk menyelesaikan kasus ini dalam waktu tiga hari. Setelah itu kasus akan ditutup!
Saat mendengar itu, Ah Wen berjalan ke luar. Det. Sasha
melihat kalau Ah Wen melupakan tasnya dan mengejar Ah Wen. Det. Sasha
meneriakkan nama Ah Wen. Ah Wen berbalik dan saat itu papan reklame jatuh di
sampingnya. Lin Mo berlari kea tap bangunan toko berusaha mencari pelaku.
Tetapi, tidak ada seorang pun di atap pertokoan. Saat melihat hal itu, kepala
polisi menjadi panic dan menutup kasus saat itu juga.
Keesokan harinya dilakukan upacara pembersihan dan
permintaan maaf kepada Brahma yang diikuti Ah Wen, Dinan dan Zhaya. Saat
upacara, Lin Mo tidak melihat Qin Jun. Det. Sasha tidak mengerti kenapa suami
Ah Shui harus mengikuti acara itu. Lin Mo mengajak Det. Sasha mengunjungi
upacara pemakaman Ah Shui besok. Karena, meski polisi sudah menutup kasus
tersebut, bagi Lin Mo, kasus masih jauh dari selesai.
To be continued
Komentar aku:
Huah, episode dua yang solid. Ada dua-tiga adegan di
mana Lin Mo menyembunyikan hal yang dia cium dari Det. Sasha, membuat makin
penasaran. Juga, bunyi bola yang bergulir di plafon (karena beberapa kali aku
juga mengalaminya, bunyi kelereng seperti bergulir di atas plafon unit aku.
Untungnya, di unit atas memang ada keluarga dengan anak kecil… huhuhu…).
No comments:
Post a Comment