Monday, 11 May 2020

Legend of Awakening ep 03



LEGEND OF AWAKENING

Network: iQiyi
Aired: 23 April 2020
Berdasarkan novel ‘Heaven Awakening Path’ ditulis oleh Hu Die Lian
(info dari mydramalist.com)

Pemain Utama:
Arthur Chen – Lu Ping
Ancy Deng – Su Tang
Cheng Xiao – Qin Sang
Dylan Xiong – Yan Xi Fan
Jerry Yu – Mo Lin
Shang Xuan – Ling Zi Yang

Qin Sang menangkap dan menginterogasi si penyusup. Dia mengaku bernama Mo Lin, si pembunuh, dan datang karena membaca poster yang disebar Wei Tian Qi. Poster yang sangat impressive, dipasang di seluruh kota, dengan tulisan besar-besar. Mo Lin mengaku membutuhkan setengah hari untuk merobek semua poster, karena dia tidak ingin persaingan. Qin Sang menyatakan kalau dia tidak berharap banyak dari orang yang tidak mempunyai kemampuan apa-apa, cukup berusaha sebisanya saja. Mo Lin berdalih bahwa meski dia miskin dan tidak mempunyai kemampuan tenaga dalam Kekuatan, tapi dia adalah pencari orang yang terbaik.

Qin Sang menyuruh dayang Zi Yang membawa Mo Lin sebagai tawanan dan menyerahkannya ke pejabat pemerintah untuk diperkarakan. Saat Mo Lin akan diarak, dia menggunakan tenaga dalam Pivot dan menuturkan dengan detil semua kegiatan yang dilakukan Qin Sang sejak pagi. Mulai dari odol yang dipakai di pagi hari, makanan yang dipesan di restoran di siang hari, sampai jalan-jalan sore yang dilakukan. Juga, mengetahui adanya benda yang bukan milik Qin Sang ada di lipatan ikat pinggangnya. Qin Sang mengeluarkan secarik robekan kain. Robekan itu berasal dari baju Dewa Bandit saat mereka bertarung di hutan.

Qin Sang berkata kalau dia hanya mau yang terbaik, selain tenaga dalam Pivot, apakah ada keuntungan lain menyewa jasa Mo Lin? Mo Lin menunjuk dayang Zi Yang, ‘Nyawanya’. Selesai berkata dayang Zi Yang langsung terjatuh. Qin Sang menjadi marah karena baginya Zi Yang bukan sekedar dayang, tetapi anggota keluarga Qin. Tapi, dia juga kagum dengan kemampuan Mo Lin dan bertanya kapan dia sempat meracuni dayang Zi Yang. Mo Lin menjawab sejak dia masuk kamar dia sudah bilang kalau dia pembunuh nomor satu. Mo Lin pun disewa Qin Sang untuk menemukan Dewa Bandit, dengan syarat kelakukannya musti diperbaiki.

Mo Lin memberikan obat anti racun untuk dayang Zi Yang. Dayang Zi Yang yang tersadar, terbeliak melihat ukuran obat yang diberikan dan pingsan (lagi). Qin Sang bertanya bagaimana Zi Yang bisa menelan obat sebesar ini? Mo Lin hanya bisa menggaruk kepala…

Di tengah hutan prajurit utama Gubernur Wei, Wei Ming, menyuruh anak buahnya membawa mayat si pembunuh dari Shanhai untuk diindentifikasi. Prajurit Wei Ming memastikan kalau pembunuh itu benar adalah anggota Gerombolan Shanhai. Gubernur Wei bingung, kenapa Qin Sang mencari Dewa Bandit yang dianggap anggota Gerombolan Shanhai juga. Apakah Penguasa Gerombolan Shanhai mengirimkan agen lain ke kabupaten Chan? Wei Ming membantah, karena merasa Gubernur Wei sudah setia dan mengumpulkan informasi untuk Shanhai. Kalau pun mereka mengirim agen lain, pastinya Gubernur Wei sudah diberi tahu, lagipula kenapa membunuh anggota gerombolan sendiri? Gubernur Wei akhirnya minta agar peristiwa ini dilaporkan ke Penguasa Gerombolan Shanhai. Dia tidak mau dipersalahkan dan keluarganya dibantai kalau menyinggung perasaan Penguasa. Juga untuk mematai-matai Qin Sang, agar mengetahui gerak-gerik dan menangkap Dewa Bandit terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke tahanan keluarga Qin.

Di dalam istana megah gerombolan Shanhai, saat Sang Penguasa memainkan sitar, Kepala divisi Air membacakan pesan dari kabupaten Chan, memberikan khabar kalau si Pembunuh, Si Tu Chong, telah dibunuh dan lencana Shanhainya diambil. Kepala divisi Api tidak mempercayai hal itu karena Si Tu Chong telah berhasil menguasai tiga tenaga dalam. Sang Penguasa menghukum Kepala Bagian Api karena dianggap gagal melaksanakan tugasnya. Kepala bagian Api meminta maaf dan berjanji mengirimkan yang terbaik, Si Tu Xing dan Si Tu Luo, untuk menghukum siapa pun yang berani melawan Gerombolan Shanhai. Sang Penguasa memberikan mandat, siapa yang berani melukai anggota gerombolan Shanhai, hukumannya adalah kematian.

Mo Lin sampai di depan perguruan Zhaifeng, dia mencium bau Dewa Bandit paling kuat di tempat ini. Sayangnya perguruan ditutup. Setelah gagal melempar cakram kait, terjatuh dari tembok dan marah kepada Dewa karena menganggap kemampuan tenaga dalam tidak dibagikan dengan adil, Dewa menjawab permintaan Mo Lin. Pintu perguruan terbuka. Yang keluar Madam Jin dan Xi Fan. Madam Jin menanyakan apakah betul Guru Gao sedang pergi meski Madam Jin diculik dan terancam nyawanya? Xi Fan tidak habis pikir, bagaimana mungkin Madam Jin bisa menyukai guru Gao. Madam Jin minta Xi Fan bersikap seperti anak yang baik, dan memuji Madam Jin di depan Guru, tidak seperti Dewa Bandit yang licik. Xi Fan membela Dewa Bandit karena bagaimana pun dia telah beberapa kali membantu perguruan Zhaifeng. Akhirnya Madam Jin menyerah dan pulang, sambil tetap berpesan agar Guru Gao segera berkunjung ke restorannya.

Mo Lin mengirim pesan ke Qin Sang, menyatakan kalau dia sudah menemukan tempat persembunyian Dewa Bandit di kota Chenqiao. Qin Sang diminta mengirimkan 20 orang kuat, sisanya akan Mo Lin atur. Dayang Zi Yang menanyakan apakah Mo Lin akan menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah ini? Qin Sang menjawab kalau kakaknya mengajarkan untuk mempercayai orang yang mereka gaji. Zi Yang menanyakan karena mereka tidak ada di ibukota, bagaimana bisa mencari 20 orang itu? Wei Tian Qi mendadak masuk dan mengajukan diri untuk memberikan bantuan.

Di perguruan Zhaifeng, Su Tang berusaha menghalangi Lu Ping mencari Qin Sang, karena Lu Ping masih belum dapat memulihkan tenaga dalamnya. Juga, di mana Lu Ping bisa mencari Qin Sang? Lu Ping menjelaskan kalau siapa pun yang sanggup memasang poster di seluruh ibu kota, pastinya kaya dan berpengaruh. Siapa lagi kalau bukan gadis dari keluarga Qin? Dan yang lebih baik lagi, Guru Gao sedang pergi, jadi Lu Ping bisa meminta baik-baik atau memaksa Qin Sang membawanya menemui Wen Ge Cheng.

Saat berjalan ke luar kamar, Lu Ping dihalang-halangi oleh Xi Fan. Xi Fan ingin menjalankan pesan Guru Gao agar mendidik Lu Ping menjadi murid yang berguna. Sampai-sampai kalau perlu ke kamar mandi pun Xi Fan akan ikut, menjaga agar Lu Ping tidak kabur lagi. Lu Ping dibantu Su Tang mengecoh Xi Fan. Tapi, sebelum sampai di pintu gerbang, Shitou masuk berlari terburu-buru dan berteriak kalau kawanan bandit akan membalas dendam Madam Jin. Lu Ping pun menghentikan langkahnya.

Gubernur Wei tergopoh-gopoh masuk ke dalam kantor gurbernuran, langsung menutup pintu dan berlutut. Di Singgasana gubernur, duduk Si Tu Luo memangku Si Tu Xing dari divisi Api Shanhai. Gubernur Wei memberi tahu kalau mereka mendengar bahwa Dewa Bandit akan hadir di restoran Ru Yu, dan karena dia tidak bisa membuka kedok dirinya, Gubernur Wei minta tolong agar Si Tu Xing dan Si Tu Luo yang menyelesaikan masalah ini. Si Tu Xing itu berdiri dan mengalungkan sabit perak ke leher Gubernur, tapi mengurungkan niatnya memutus leher gubernur karena terlalu tebal. Lebih baik langsung berangkat saja ke restoran Ru Yu. Keringat dingin membasahi leher sang gubernur.

Gubernur Wei menyesalkan ketamakannya dulu dan mengandalkan bantuan Shanhai untuk mencapai posisinya sekarang. Sekarang, setelah berkecukupan, dia tidak bisa keluar dari tekanan Gerombolan Shanhai. Tapi dia akan bertahan dan melakukan apa pun demi anaknya Wei Tian Qi. Anak buahnya melaporkan kalau Wei Tian Qi sudah dua hari tidak pulang dan pergi ke kota Chenqiao. Gubernur Wei tidak habis berpikir kenapa anaknya selalu mencari masalah. Dia pun menyuruh prajurit Wei Ming untuk mengerahkan semua anggotanya dan membawa pulang anak kesayangannya.

Sementara, murid perguruan Zhaifeng akhirnya menemukan bandit yang menculik Madam Jin. Dengan mudahnya si bandit melumpuhkan penjaga-penjaga Madam Jin. Lu Ping dan Su Tang kaget melihat bandit yang menculik, mengenakan topeng dan berpakaian mirip Dewa Bandit. Dengan sekali kibas, penjaga-penjaga berjatuhan. Madam Jin keluar dari balik pohon, ‘Ah, tuan Yan, aku tahu kamu akan menyelamatkan aku!’. Xi Fan berkata, ‘Dewa Bandit, aku menghormatimu. Kamu bersikap ksatria. Meski kamu merampok tapi kamu juga melakukan hal-hal baik. Tapi kenapa kamu bersembunyi? Siapa kamu sebenarnya?’. Dewa Bandit terbatuk sambil memegang dadanya. Xi Fan menopang dan membuka paksa topeng Dewa Bandit. Mo Lin mengaku kalau dia terluka oleh para bandit. Dia tidak mengerti kenapa dia menjadi buronan yang disebutkan di poster-poster, sementara dia merasa tidak menyinggung siapa pun.

Xi Fan berkata kalau memang Dewa Bandit khawatir ditangkap, kenapa sekarang menampakkan diri? Dewa Bandit tidak mau Madam Jin menjadi korban kejahatannya. Karena sifat kesatria itu, sudah selayaknya Dewa Bandit bersembunyi dan menyembuhkan lukanya di perguruan Zhaifeng ujar para murid perguruan kepada Xi Fan. Madam Jin merasa berjasa membawa Dewa Bandit ke Xi Fan, karenanya bisakah dia mendapat hadiah kecupan di pipi? Semua kehabisan kata dan tertunduk malu. Karena tidak ada yang menyahut, Madam Jin mengundang semuanya untuk minum-minum di restoran Ru Yu dengan gratis. Xi Fan menahan Madam Jin membawa Dewa Bandit, dan minta agar Dewa Bandit dibolehkan berobat terlebih dahulu di perguruan Zhaifeng. ‘Kalau begitu, aku ikut pulang,’ ujar Madam Jin. Saat mereka berjalan melewati Lu Ping, Mo Lin mengenali bau yang sama dari robekan kain dari Qin Sang.

Lu Ping dan Su Tang kembali ke kamar Lu Ping. Menurut Lu Ping penculikan ini adalah jebakan untuk menangkapnya. Su Tang bertanya mungkinkah bandit palsu itu anggota Shanhai. Bukan, menurut Lu Ping. Anggota Shanhai sangat kejam. Mereka tidak buang-buang waktu. Su Tang bertanya, ‘Kak, sebetulnya kakak menyinggung siapa? Sampai dikejar sedemikian oleh Shanhai?’, ‘Aku juga tidak mengerti, hanya bisa terima nasib’, jawab Lu Ping.

Di salah satu kamar restoran Ru Yu, prajurit Wei Ming sedang mengobati Wei Tian Qi. Rupanya dia yang menyamar menjadi salah satu penjaga Madam Jin dan mendapat pukulan Mo Lin. Dayang Zi Yang datang melaporkan kalau Mo Lin sudah berhasil memasuki perguruan Zhaifeng. Qin Sang tidak menyangka kalau Mo Lin bisa melaksanakan tugasnya dengan baik. Artinya, malam ini mereka akan kedatangan Dewa Bandit. Wen Tian Qi menawarkan diri untuk tetap tinggal di restoran Ruyu agar bisa membantu Qin Sang menghadapi Dewa Bandit. Tak berapa lama, prajurit utusan Gubernur Wei masuk dan meminta Wei Tian Qi untuk pulang, atas perintah ayahnya. Qin Sang pun menyuruh dayang Zi Yang mengantarkan Wei Tian Qi pulang saja. Karena tidak bisa menemukan alasan untuk tinggal, pergilah para prajurit, Wei Tian Qi dan dayang Zi Yang ke kediaman Gubernur Wei.

Di halaman, Mo Lin menggunakan tenaga dalam Pivot untuk menemukan kamar Lu Ping. Dia pun bergulingan ke arah kamar, meski setelahnya menyesal, kenapa sampai harus bergulingan, sementara tidak ada orang di luar. Lu Ping sendiri sedang menulis surat perpisahan untuk Guru Gao, ‘Guru, sepertinya aku tidak sanggup membayar hutangku dalam waktu dekat ini. Tapi aku pasti akan melunasinya saat kita bertemu lagi’. Lalu dia meniup lilin dan beranjak tidur. Mo Lin mengendap di depan jendela kamar Lu Ping. Dia mengarahkan anak panahnya ke Lu Ping yang tertidur. Anak panah pertama mengenai sandaran kursi, karena Lu Ping berbalik. Begitu juga dengan anak panah kedua. Mo Lin tidak menyadari kalau dia dikecoh Lu Ping yang menggunakan tenaga dalam Suara untuk menghindari anak-anak panah tersebut. Saat dia melihat lagi, Lu Ping sudah berlari ke hutan. Mo Ling berusaha mengejar dan menembakkan seluruh senjatanya, dari anak panah sampai kartu logam. Gagal semua…Saat terengah-engah mengatur nafas, Mo Lin mendengar teriakan Lu Ping. Akhirnya, dia berhasil menangkap Lu Ping menggunakan perangkap terakhirnya, pasir hisap. Tapi, sebagai pembunuh nomor satu, dia tidak mau membunuh orang sembarangan. Dia akan mengikat Lu Ping dan menyerahkan Lu Ping ke Qin Sang di restoran Ru Yu.

Dengan mengerahkan tenaga dalam, Lu Ping keluar dari pasir hisap dan melemparkan Mo Lin ke dalamnya. Mo Lin yakin Lu Ping bukan orang biasa, tenaga yang dia miliki tidak biasa. Mo Lin mengancam akan membeberkan identitas Lu Ping apabila dia ditinggalkan di pasir hisap dan uangnya diambil. Lu Ping mempersilahkan Mo Lin untuk mencoba membeberkan identitas rahasianya dan melihat siapa yang akan mempercayai kalau dia adalah Dewa Bandit. Lagipula, belum tentu juga Mo Lin bisa keluar dari jebakannya sendiri. Mo Lin berhasil keluar dengan menggunakan salah satu gadgetnya  (dia selalu membawa-bawa kantong, seperti Doraemon, eh…) dan mengirim pesan ke Qin Sang, meminta maaf atas kegagalannya malam ini. Tetapi dengan keteguhannya, dia yakin satu saat akan berhasil menangkap Lu Ping.

Mo Lin mencoba berbagai cara menangkap Lu Ping. Dari meracuni sarapan murid Zhaifeng, mencoba meniupkan bubuk racun yang berujung berbalik ke dirinya, dan menembakkan panah yang hanya bisa membolongi roti yang dipegang Lu Ping. Sampai akhirnya membuat eksperimen dengan gadget-gadget baru untuk bisa menundukkan Lu Ping. Pesannya ke Qin Sang, kalau Mo Lin tidak bisa bawa Lu Ping hidup-hidup, maka mayat pun jadi, gajinya boleh dipotong separuh. Karena ini sudah menyangkut harga dirinya. Qin Sang meradang, dia ingin menangkap Dewa Bandit hidup-hidup. Mo Lin pun menyadari kalau Mo Lin bukan tandingan Lu Ping. Di sisi lain, Lu Ping juga tidak melukai atau membuka kedok Mo Lin, karenanya pasti ada alasan lain Dewa Bandit membiarkan Mo Lin tetap di Zhaifeng.

Su Tang juga menanyakan hal yang sama. Lu Ping menjawab kalau Mo Lin mudah dikerjai dan Lu Ping tidak sampai hati membuka penyamaran Mo Lin. Su Tang juga tidak mengerti kenapa Qin Sang sangat ingin menangkap Lu Ping, sementara mereka tidak pernah punya masalah pribadi. Su Tang minta agar Lu Ping minta baik-baik saja ke Qin Sang untuk membawa Lu Ping menemui Wen Ge Cheng. Lu Pin membantah, dengan memiliki cap Gerombolan Shanhai di lengannya dan masa lalu yang kelam, berapa banyak yang akan mempercayainya? Karenanya Lu Ping akan menggunakan Mo Lin untuk bertemu Qin Sang. Caranya? Menggunakan kotak harta, yang ternyata berisi benda-benda yang diam-diam mereka sita dari Mo Lin.

Hari ini Mo Lin menyamar menjadi rumput di depan pavilion Zhaifeng, sambil menunggu kedatangan Lu Ping. Saat ada murid berbaju seragam Zhaifeng muncul, Mo Lin siap melembarkan kartu besinya. Beruntung sebelum melempar kartu, Mo Lin menyadari perbedaan bau, karena yang datang Xi Fan. Rupanya Lu Ping menemukan rahasia Mo Lin yang membuat perangkap di pavilion. Dia memperdayai Xi Fan untuk datang ke pavilion dengan menembakkan anak panah yang dilingkari pesan dari Mo Lin untuk datang ke pavilion, untuk selanjutnya memerangkap mereka berdua. Sehingga, tidak ada lagi yang menghalagi Lu Ping menemui Qin Sang. Xi Fan berhasil membuka perangkap Mo Lin, dan menanyakan siapa sebenarnya Mo Lin? Mo Lin mengakui kalau dia bukan Dewa Bandit. Dia pembunuh yang mengejar Dewa Bandit. Dia ingin membunuh Lu Ping.

Saat yang sama, Lu Ping sudah berada di restoran Ru Yu dan berhasil membius Qin Sang, dengan obat milik Mo Lin. Di lantai dasar, Madam Jin menyambut Si Tu Luo dan Si Tu Xing. Si Tu Xing tertarik dengan kecantikan Madam Jin. Si Tu Luo mengingatkan kalau mereka harus menyelesaikan tugas dan tidak bermain-main. Di sisi lain kota, dayang Zi Yang bingung kenapa Wei Tian Qi berputar arah. Wei Tian Qi menjawab kalau dia tidak berkeberatan kalau Wei Ming menyuruhnya, tapi tidak dengan prajurit lain. Lagi pula, ia punya rencana untuk membuat Qin Sang kagum pada dirinya.

Di kamar lantai dua restaurant Ru Yu, Qin Sang disandera oleh Lu Ping, dipaksa meminum racun milik Mo Lin, dan akan diberikan obat penawar apabila mau menunjukkan kediaman Wen Ge Cheng. Qin Sang menjawab bahwa keluarga Qin adalah keluarga terhormat yang tidak akan mau tunduk di bawah ancaman Shanhai. Qin Sang bersedia mengorbankan nyawanya untuk membela kehormatan keluargan Qin. Melihat ancamannya tidak ditakuti, Lu Ping menanyakan apakah Qin Sang percaya kalau Lu Ping itu bukan anggota Shanhai?

Saat sedang beradu bicara, Lu Ping mendengar keributan dari lantai bawah dan mengintip untuk melihat. Dia terkejut melihat Si Tu Luo dan Si Tu Xing naik menuju lantai kamarnya. Lu Ping memutuskan untuk lari menyelamatkan dirinya dan Qin Sang. Qin Sang menantang, kalau memang Lu Ping peduli, kenapa dia meracuni Qin Sang? Obat yang diberikan Lu Ping obat diare, bukan racun. Juga, anggota Shanhai tidak akan segan membunuh mereka berdua. Mereka pun berlari mencari tempat persembunyian. Salah satu pintu kamar terbuka, Su Tang menyuruh mereka segera masuk dan bersembunyi.

Si Tu Luo melabrak pintu kamar Su Tang dan melihat ke balkon. Su Tang menjalankan perannya sebagai pekerja di restoran Ru Yu yang ketakutan karena ada dua penjahat yang baru saja melarikan diri dan lompat dari balkon setelah mengancam akan membunuhnya. ‘Apakah kalian teman dari penjahat-penjahat tadi?, tanyanya pada Si Tu Xing. ‘Gadis manis, kalau kamu berbohong, maka Sabit perak ini akan membunuhmu’, ujar Si Tu Xing seraya mulai menancapkan ujung Sabit peraknya ke permukaan tempat tidur.

Su Tang hanya bisa berdiam menahan takut…
To be continued




No comments:

Post a Comment