Monday, 11 May 2020

Legend of Awakening ep 02



LEGEND OF AWAKENING

Network: iQiyi
Aired: 23 April 2020
Berdasarkan novel ‘Heaven Awakening Path’ ditulis oleh Hu Die Lian
(info dari mydramalist.com)

Pemain Utama:
Arthur Chen – Lu Ping
Ancy Deng – Su Tang
Cheng Xiao – Qin Sang
Dylan Xiong – Yan Xi Fan
Jerry Yu – Mo Lin
Shang Xuan – Ling Zi Yang

Pembunuh Shanhai tiba di Benteng Chuanyuan dan menyaksikan Qin Sang bertarung melawan sosok berjubah hitam. Dia meneliti keadaan sekitar dan menemukan lencana Shanhai di salah satu bandit yang terkapar. Qin Sang melihat ke arah si pembunuh, ‘Rupanya kamu sudah di sini’. Qin Sang pun berlari melawan si pembunuh.

Xi Fan yang melihat gerakan Qin Sang mengenali jurus yang dipakai, jurus Permainan Pedang Pita Matahari, ‘Nona ini adalah…’ Xi Fan pun berlari membantu Qin Sang, ‘Kamu melawan seorang gadis. Aku rasa itu tidak pantas’. Su Tang tak lama mengikuti, membantu Xi Fan dan Qi Sang melawan pembunuh Shanhai.
 
Dewa Bandit, yang ternyata adalah Lu Ping, menjauh dari arena perkelahian. Lu Ping tidak habis pikir bagaimana anggota Gerombolan Shanhai bisa sampai ke Chuanyuan dan teringat perkataan anggota Shanhai sewaktu dia di penjara, bahwa hanya gerombolan Shanhai yang bisa mengikatnya. Tangan Lu Ping bergetar.

Di pertarungan, Xi Fan dan Su Tang dengan mudah dikalahkan si pembunuh. Lu Ping tahu mereka tidak mampu melawan anggota Shanhai ini. Qin Sang pun mulai kewalahan. Pedang Kuinyinnya diambil oleh si pembunuh. Saat pembunuh hendak memukul Qin Sang, Dewa Bandit menahan pukulan, merebut lencana dan melemparkan pedang Kuinyin kembali ke Qin Sang. Dewa Bandit melarikan diri dikejar oleh Pembunuh Shanhai dan Qin Sang.

Xi Fan beranjak hendak mengejar mereka, tetapi ditahan oleh Su Tang yang merasa ini bukan pertarungan biasa dan sebaiknya Xi Fan menyelamatkan Madam Jin saja. Rekan-rekan perguruan Zhaifeng datang dan Xi Fan pergi dengan muka marah.

Di dalam hutan, si pembunuh mencari berkeliling. ‘Kamu tidak bisa menangkapku’, kata Dewa Bandit yang duduk di atas pohon sambil memutar lencana Shanhai. Dewa Bandit meledek si pembunuh, karena meski ilmunya cukup baik, dia tidak terlalu pintar. Si pembunuh membalas dengan mengancam Lu Ping, siapa pun yang memegang lencana Shanhai akan mati. Lu Ping membalas, ‘Bagi anggota Shanhai yang kehilangan lencananya, berapa lama kamu bisa bertahan hidup?’ Lalu Dewa Bandit menyerang si pembunuh dan mengalahkanya dengan gabungan tenaga dalam. Si Pembunuh terjatuh dan terkejut dengan tenaga dalam Dewa Bandit, karena tidak pernah ada yang bisa menguasai keenam tenaga dalam sebelumnya, menyamakan Dewa Bandit sebagai monster. Dewa Bandit menjawab yang menciptakan monster tersebut adalah Gerombolan Shanhai. Terkilas di pikirannya, semua siksaan yang dilakukan oleh Gerombolan Shanhai terhadap dirinya.

Si Pembunuh merenggut topeng Dewa Bandit dan mengenali sosok di baliknya. ‘Tidak mungkin, kamu adalah orang yang dicari Tetua kami selama tiga tahun ini. Orang yang memiliki keenam tenaga dalam, Sang Pembangkit. Apa kamu tahu, Tetua menginginkan kamu pulang ke Gerombolan Shanhai?’, tanya si Pembunuh seraya menahan sakit didesak Lu Ping. Lu Ping menjawab kalau dia tidak pernah berniat kembali ke Shanhai dan menaklukkan si Pembunuh. Saat yang sama Qin Sang mengarahkan pedang Kuinyin ke Dewa Bandit. Saat bertarung, Qin Sang berhasil melukai, melihat rantai perak dan cap Gerombolan Shanhai di lengan Dewa Bandit. Lu Ping menyadari hal itu dan menundukkan Qin Sang. Lu Ping mengikat Qin Sang di pohon dan berlari. Tenaganya menjadi semakin lemah, karena rantai perak yang mengikatnya menjadi semakin kuat.

Sementara, di Hall Pengantin, Xi Fan menemukan Madam Jin, dan menyadarkannya. Madam Jin tersadar dan langsung memeluk Xin Fan. ‘Guru Gao! Akhirnya kau datang menyelamatkanku!’ teriak Madam Jin. Menyadari kalau bukan Guru Gao, tapi Xi Fan yang menyelamatkannya, Madam Jin berkeluh kesah dan mengangap Guru Gao pengecut. Tapi, selama Perguruan Zhaifeng ada, dia merasa aman. Sebelum Madam Jin sempat menyelesaikan keluhannya, saudara seperguan Xi Fan masuk dan memberitahu kalau semua bandit sudah dikalahkan oleh Su Tang, tetapi hartanya ditinggal. Mendengar kata harta, Xi Fan tersadar kalau Dewa Bandit pasti akan balik lagi untuk mengambil harta itu.  

Xi Fan pun lari ke ruang harta. Benar saja, Dewa Bandit sedang sibuk membuka peti harta. Xi Fan berlari menyerang Dewa Bandit. Dewa Bandit terjatuh karena rantai perak muncul mengikat kakinya. Di saat mata pedang sudah terangkat dan siap menebas Dewa Bandit, Su Tang muncul dan menimpakan kendi minuman ke tengkuk Xi Fan. Su Tang khawatir dengan datangnya si Pembunuh dari Shanhai. Lu Ping membalas kalau dia lebih khawatir dengan rekan-rekan seperguruan yang lebih merepotkan. Tapi, dia juga mengingatkan agar Su Tang tidak terlalu galak kepada rekan seperguruan, bisa parah kalau sampai rekan mereka sakit parah. 😊

Di malam hari, Xi Fan dibangunkan untuk makan malam. Rekan-rekan seperguruan menertawakan Xi Fan. Ternyata saat dia pingsan, Dewa Bandit menggambar muka Xi Fan. Xi Fan melampiaskan seluruh kekesalannya ke Lu Ping, begitu juga rekan-rekan lainnya. Kalau Lu Ping bekerja dengan benar, Xi Fan tidak akan terluka. Mendengar Xi Fan terluka, Lu Ping menghampiri Xi Fan, ‘Kamu terluka?’. Ternyata rekan-rekan seperguruan hanya menggoda Xi Fan. Godaan itu membuat Xi Fan semakin marah. Dia membanting mangkuk ayam bakar dan berbalik pergi. Rekan-rekan seperguruan bingung harus berbuat apa, dan memilih melanjutkan makan malam saja.

Di dalam hutan, Qin Sang tersadar dan memaki si Dewa Bandit saat mengetahui kalau dia tergantung di atas pohon. Saat itu, kawanan bandit menemukan Qin Sang. Mengetahui Qin Sang adalah si pengantin yang memberikan lencana Shanhai sebagai hadiah perkawinan, kepala bandit hendak membalas dendam. Tiba-tiba muncul seorang pemuda yang memperkenalkan diri sebagai murid pertama dari keluarga Wei, Wei Tian Qi, hendak menyelamatkan Qin Sang. Tapi, yang ada malah We Tian Qi dikerjai oleh kawanan bandit yang tidak peduli status Wei Tian Qi itu apa. Untunglah dayang Zi Yang datang bersama prajurit dan menyelamatkan mereka berdua. Waktu Wei Tian Qi memarahi prajurit karena datang terlambat, prajurit menjawab Wei Tian Qi sendiri yang melarang mereka berjaga. Wei Tian Qi lalu menawarkan Qin Sang untuk beristirahat di kediamannya. Begitu Qin Sang mengetahui kalau Wei Tian Qi adalah putra dari Gubernur daerah Chan, Wei Zhong, Qi Sang menyetujui tawaran itu. Ternyata tujuan Qin Sang adalah untuk melampiaskan marahnya pada Dewa Bandit yang dia kira anggota Gerombolan Shanhai.

Di perguruan Zhaifeng, Su Tang menegur Xi Fan. Karena menurut Su Tang, Lu Ping sudah di luar batas dengan melukai harga diri Xi Fan. Selama ini Xi Fan selalu memperlakukan mereka dengan baik, tidak sepantasnya dia diperlakukan seperti itu. Yang ada, Lu Ping malah menggoda Su Tang dengan mengatakan kalau gadis seumuran Su Tang sudah akan mulai jatuh cinta. Jadi, setidaknya akan ada yang merawat Lu Ping kalau dia pergi. Su Tang menepis, ‘Aku akan ikut kakak ke mana pun kakak pergi!’ Lu Ping mengingatkan kalau Su Tang bukan adik kandungnya, dan seharusnya membangun rumah tangga bahagia. Sebelum adiknya menjadi semakin marah, Lu Ping memberikan permen Osmanthus dan menolak membicarakan masa depan.

Saat Lu Ping menuju kamar tidur, Xi Fan mengamati dari jauh. Dia berpikir perkataan Lu Ping saat bertengkar sebelumnya. Xi Fan bingung, bagaimana Lu Ping tahu kalau Dewa Bandit yang menggambari mukanya, kalau dia berjaga & pulang lebih awal? Mungkinkah Lu Ping itu Dewa Bandit…?

Begitu masuk kamar, Lu Ping langsung terpuruk, tenaganya sudah habis dan dia terluka. Dia mengeluarkan lencana Shanhai dan berpikir, bagaimana mungkin Gerombolan Shanhai sudah begitu dekat dengannya. Lu Ping tertidur dan bermimpi. Sebuah desa diserbu, mayat-mayat bergelimpangan. Seorang anak laki-laki menangisi perempuan tua yang mati terpanah, dan anak laki-laki itu diambil paksa oleh anggota Gerombolan Shanhai. Lu Ping terbangun dan mendapati Su Tang sedang membalut lukanya.

Lu Ping menyesalkan kenapa Su Tang mengikuti dirinya yang adalah monster, menjadikan hidup Su Tang sulit. Su Tang menekankan kalau selama ini Lu Ping yang melindunginya, menyelamatkan dari kurungan Gerombolan Shanhai, menggendongnya di lembah bersalju dan menempatkannya di perguruan Zhaifeng. Karenanya, Lu Ping bukan seorang monster, tetapi seorang kakak, dan Su Tang akan ikut kakaknya ke mana pun kakaknya pergi. Saat mereka berdebat, mereka mendengar suara dari luar. Su Tang membuka pintu, dan Guru Gao terguling jatuh ke dalam kamar, mereka menuduh Guru Gao mencuri dengar. Guru Gao berkilah kalau dia bukan mencuri dengar, tapi menarik bayaran hutang, biaya makan dan kerusakan yang Lu Ping buat. Saat Guru Gao tahu kalau benda yang dilempar Su Tang ke tengkuknya adalah koin emas, Guru Gao langsung menjadi baik kembali.

Su Tang mengeluhkan perlakuan Guru Gao yang seolah kesal dan mengusir mereka kalau telat membayar hutang dan mata duitan. Lu Ping menjawab bahwa sejak dia dibebaskan dari penjara Gerombolan Shanhai, dia selalu berpura-pura menjadi Dewa Bandit. Menjadi pencuri agar Dewa Bandit yang asli keluar. Lu Ping mencari tahu keberadaan Dewa Bandit yang asli, yang bergerak ke Utara. Dewa Bandit pun terluka karena menolong Lu Ping, tapi tetap saja dicari-cari oleh Gerombolan Shanhai. Lu Ping yakin Wen Gen Cheng adalah Dewa Bandit yang asli, dan bisa membantunya membuka rantai penyegel tenaga dalam, karena saat melarikan diri, Dewa Bandit memberikan tenaga dalamnnya untuk Lu Ping. Sesulit apa pun, Lu Ping berniat mencari Dewa Bandit, agar bisa melepaskan rantai penyegel, karena itu satu-satunya cara untuk bebas.

Su Tang bingung setelah mereka kehilangan kesempatan bertemu Wen Gen Cheng, ke mana mereka musti mencari dia? Lu Ping teringat kalau kereta Wen Gen Cheng mempunyai logo yang sama dengan logo yang ada di pedang gadis yang menyamar menjadi Madam Jin saat mereka bertarung di Benteng Chuanyuan. Lalu ke mana harus mencari gadis itu? Mereka pun balik ke dalam hutan, tempat Lu Ping mengikat Qin Sang. Mereka menerka kalau gadis itu adalah dari keluarga terpandang. Su Tang mengingatkan kalau tenaga dalam Lu Ping hilang. Lu Ping tidak ingin menggunakan tenaga dalam, tetapi menggunakan lencana Shanhai yang direbutnya. Tapi, untuk mencari tahu si pemilik pedang, mereka perlu bantuan Xi Fan. Lu Ping membujuk Su Tang agar mencari tahu dari Xi Fan dengan bayaran permen Osmanthus sebanyak yang Su Tang mau…

Saat pagi hari Xi Fan berlatih jurus pedang, Su Tang pun menawarkan diri menjadi pasangan berlatih. Su Tang mengalahkan Xi Fan dan heran kenapa Xi Fan agak grogi. Su Tang mencoba jurus yang dipakai peniru Madam Jin, dan bertanya apakah Xi Fan tahu siapa peniru itu? Xi Fan menyangka jurus Permainan Pedang Pita Matahari adalah milik keluarga Qin. Dari tingkat kemampuan gadis itu, maka dia tidak lain adalah nona muda keluarga Qin. ‘Nona muda keluarga Qin? Kita dalam kesulitan,’ batin Su Tang.

Qin Sang sampai di kediaman Gubernur Wei. Qin Sang menegur Gubernur karena dianggap menyembunyikan khabar kawanan Feng Ling ke pemerintah dan hukumannya adalah pacung di depan umum. Tapi, karena Qin Sang membutuhkan bantuan Gubernur Wei, maka kali ini perbuatannya dimaafkan, tapi dengan syarat sampai masalah Gerombolan Shanhai belum selesai, Gubernur Wei harus menerima Qin Sang tinggal di gubernuran. Qin Sang menyatakan kalau dia mencari anggota Shanhai yang menggunakan topeng, memiliki kemampuan bela diri cukup tinggi.

Kilas ke tiga tahun yang lalu, Lu Ping menenggelamkan diri ke danau dalam upaya membuka rantai segel, tetapi tidak berhasil. Maka dia mencoba lagi untuk waktu yang lebih lama. Yang terjadi, Lu Ping menjadi tidak sadar dan diselamatkan Xi Fan. Xi Fan pun memarahi Lu Ping, ‘Apa yang kamu lakukan menyelam selama itu?’, Lu Ping menjawab, ‘Aku lagi mandi. Memang melanggar aturan ya kalau mandi di danau?’. Xi Fan membalas, ‘Mandi di danau sambil terikat rantai! Apa kamu mencari mati?’. Karena Xi Fan sudah menyelamatkan Lu Ping, dan Lu Ping merasa bersalah, maka Xi Fan boleh menghukum Lu Ping. Yang ada Xi Fan menjadi marah dan berkata selama dia ada di Perguruan Zhaifeng, tidak boleh ada yang boleh menyia-nyiakan jiwa mereka! Xi Fan pergi meninggalkan mereka. Mereka tidak mengerti kenapa Xi Fan semarah itu. Xi Fan berkaca pada kolam dan tangannya bergetar. Dia teringat saat terjadi pembantaian di keluarganya oleh Gerombolan Shanhai. Seorang teman Xi Fan mengorbankan dirinya saat Xi Fan hendak dibunuh. 

Ingatannya dibuyarkan oleh Guru Gao yang menanyakan kenapa Xi Fan mencoba membunuh ikan-ikan di danau, dengan menakut-nakuti ikan-ikan tersebut. Xi Fan bertanya saat menyelamatkan Lu Ping, apa Guru Gao tahu latar belakang mereka? Guru Gao menyelamatkan mereka karena kasihan, mereka seperti pengemis yang tidak memiliki apa-apa. Jadi jangan terlalu keras pada mereka. Xi Fan hanya bisa menyalahkan diri sendiri. Mendengar itu Guru Gao menarik Xi Fan dan menawarkan minum anggur, ‘Kamu terlalu keras, santailah sedikit. Ini, minum anggur!;. Xi Fan menolak karena minum melanggar aturan perguruan, dan uang yang dihabiskan Guru Gao minum, sebetulnya bisa untuk perbaikan padepokan selama tiga tahun. Guru Gao menegur Xi Fan yang selalu berusaha menjadi yang terbaik dan menanggung beban rekan-rekan di pundaknya.

Xi Fan mengakui kalau dia merasa bersalah karena menyebabkan temannya meninggal. Dia berjanji akan membayar hutang nyawa itu. ‘Kalau begitu jadilah murid teladan’, kata guru Gao sambil mengambil lencana perguruan Zhaifeng. Saat ini Guru Gao akan pergi ke kota Kaifen mengunjungi teman baiknya. Jadi Xi Fan harus bertanggung jawab atas perguruan Zhaifeng.  Masa depan perguruan ada di tangan Xi Fan. Xi Fan tidak mengerti kenapa Guru Gao setiap tahun selalu mengunjungi temannya itu. Karena setiap pulang, pasti Guru Gao itu babak belur, pasti teman Guru Gao itu sangat istimewa. Guru Gao menjawab, dia pun mempunyai dosa yang musti dia tebus.

Kembali ke masa ini, dayang Zi Yang mengingatkan kalau selama ini meski sudah berkeliling daerah Chan, mereka belum juga berhasil menemukan Dewa Bandit. Wei Tian Qi yang mendengar menyarankan bahwa mereka perlu bantuan tenaga ahli untuk mencari Dewa Bandit, karenanya dia sudah memasang poster mencari tenaga ahli dari Timur sampai Barat. Jadi, Qin Sang tinggal duduk manis menunggu bantuan datang saja. Qin Sang meragukan keberhasilan rencana Wei Tian Qi, meski dayang Zi Yang merasa itu bisa saja berhasil, karena ada imbalan uangnya.

Selagi mereka mendiskusikan hal itu, ada sosok yang berusaha masuk ke dalam kamar Qin Sang.
To be continued



No comments:

Post a Comment